Senin, 21 April 2014

Dukun politik jelang pemilu

Surakarta (An-najah.net) – Jelang Pemilu
2014, sejumlah orang yang mengaku
penasihat spiritual atau dukun menawarkan
jasa bagi calon anggota legislatif yang ingin
sukses melenggang ke kursi wakil rakyat.
Tidak sedikit calon yang mempercayai ‘orang
pintar’ ini, meski tidak sedikit mencibir
praktek mistis ini.
Salah satu dukun yang sering didatangi
adalah Kiai Suryo. Ia seorang dukun yang
membuat heboh melalui video berjudul
‘Merah Delima’ yang diunggah ke Youtube
19 Februari 2014 lalu, mengaku bisa
memuluskan jalan seseorang untuk bisa
menjadi anggota legislatif.
“DPRD dan DPD Rp 250 juta. Kalau DPR
pusat sampai wali kota bupati tarifnya sama,
Rp 1 miliar,” kata Suryo ketika dihubungi
merdeka.com.
Sementara itu, menurut seorang sosiolog
Trimarhaeni di Semarang. Mengatakan
perbuatan merdukun itu suatu hal lucu.
Bahkan perbuatan itu tidak masuk akal. Ia
mengatakan wajar jika rakyat yang cerdas
tidak mau memilih karena yang dipilih
seperti itu. “Rakyat memang harus jadi
pemilih yang cerdas, maka wajar jika rakyat
tidak memilih karena mareka tidak mau
memilih caleg seperti itu” ungkapnya kepada
reporter metroTV.
Namun, jika umat Islam mau kembali kepada
Islam. Maka Islam telah menunjukkan bahwa
perbuatan mendatangi dukun itu haram
hukumnya. Dan perbuatan itu merupakan
kekafiran dan bisa terjerumus dalam
kesesatan.
Para dukun mengaku mengetahui hal-hal
yang ghaib itu hanya didasarkan atas
perkiraan belaka, atau dengan cara
mendatangkan jin, dan meminta tolong
kepada jin-jin itu tentang sesuatu yang
mereka inginkan. Perbuatan seperti ini bisa
masuk kedalam jurang kesyirikan.
Rasulullah Saw bersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﻛَﺎﻫِﻨًﺎ ﺃَﻭْ ﻋَﺮَّﺍﻓًﺎ ﻓَﺼَﺪَّﻗَﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ
ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
“Barang siapa mendatangi dukun atau rukang
ramal, lalu membenarkan apa yang ia
katakana, maka sungguh dia telah kafir
terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad shallallaahu ‘alaihi
wasallam.” (HR. Bukhari – Muslim)
Rasulullah juga bersabda,
ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ ﻣَﻦْ ﺗَﻄَﻴَّﺮَ ﺃَﻭْ ﺗُﻄُﻴِّﺮَ ﻟَﻪُ ﺃَﻭْ ﺗَﻜَﻬَّﻦَ ﺃَﻭْ ﺗُﻜُﻬِّﻦَ ﻟَﻪُ ﺃَﻭْ ﺳَﺤَﺮَ
ﺃَﻭْ ﺳُﺤِﺮَ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﻛَﺎﻫِﻨًﺎ ﻓَﺼَﺪَّﻗَﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ
ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
“Bukan dari golongan kami orang yang
meramal nasib dan yang minta diramalkan,
orang yang melakukan praktek perdukunan
dan yang memanfaatkan jasa perdukunan,
yang melakukan praktek sihir (tenung) atau
yang memanfaatkan jasa sihir (minta
ditenungkan). Dan barangsiapa mendatangi
dukun dan membenarkan apa yang ia
katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir
pada apa yang diturunkan kepada
Muhammad shallallaahu ‘alaihi
wasallam.” (HR. Al-Bazzar dengan sanad
Jayyid).
Rasulullah Saw, menegaskan melalui
sabdanya:
ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﻋَﺮَّﺍﻓًﺎ ﻓَﺴَﺄَﻟَﻪُ ﻋَﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﻟَﻢْ ﺗُﻘْﺒَﻞْ ﻟَﻪُ ﺻَﻠَﺎﺓٌ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴﻦَ ﻟَﻴْﻠَﺔً
“Barang siapa mendatangi tukang ramal dan
menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan
diterima shalatnya selama empat puluh
malam.” (HR. Muslim, dan dalam riwayat
lain disebutkan empat puluh hari).
Berkembangnya praktek dukun ini memang
benar-benar lucu, tidak masuk akal dan
sangat memprihatikan. Fenomena dukun
politik ini menunjukkan kesesatan mereka
diatas kesesatan. (Anwar/annajah)

0 komentar:

Posting Komentar