Selasa, 07 Januari 2014

Antara kiai dan dokter

Assalamualaikum wr wb

Sekarang saya akan membahas perbedaan dan persamaan antara kiai dan doker

Kiai adalah sebuta bagi alim ulama, pintar dalam agama
Dokter adalah seseorang yang pandai ilmu kesehatan jasmani

Persamaannya adalah sama” menjaga kesehatan dan megobati penyakit manusia jika dokter mengobati penyakit fisik sedang kiai mengobati penyakit rohani, di kasus ini sama-sama penting dan dibutuhkan, jadi harus seimbang antara jasmani dan rohani

Saya akan mengambil contoh seorang koruptor yang rohaninya tidak sehat tetapi jasmaninya sehat, ia mempunyai dokter pribadi, makanan terjamin dan fasilitas memadai untuknya tapi tidak tau bahwa rohaninya rusak, tidak takut pada Allah yang ia utuhkan adalah pengetahuan agama tentunya agar ia dapat kembali membentuk rohani yang sehat dan tidak korupsi lagi, yang dibutuhkan adalah kiai

Sebaliknya jika ia mempunyai rohani yang sehat tapi tidak mempunyai jasmani yang sehat akan merugikan diriya dan tidak nyaman dalam melakukan ibadah, contohnya seseorang akan sholat tetapi dia terkena penyakit asam urat dan susah bangun maka tentunya ia harus menyembuhkan penyakitnya supaya dapat menjalankan ibadah dengan lancar, yang ia butuhkan adalah dokter
Perbedaan yang akan saya jelaskan kali ini bukan perbedaan biasa yaitu perbedaan pandangan masyarakat tentang dokter dan kiai, banyak masyarakat yang selektif dalam mencari dokter, tapi kiai tidak, contohnya ketika kita sakit parah, kita akan mencoba mencari dokter spesialis yang paling pandai, padahal banyak dokter spesialis tapi kita tetap memilih serta hati-hati seperti ramah atau tidak dll, seperti ini juga ada dalam hal duniawi seperti halnya memeli hp kita past memilih yang bagus tapi harganya murah, tapi coba kita lihat bagaimana kita akan bertanya tentang masalah agama kita asal nemu saja bukan ?, asal-asalan dalam mencari agama, seharusnya kita tidak boleh sembarangan dalam mencari kiai, karena jika salah-salah kita akan menjadi sesat
Banyak yang tidak sadar jika seseorang sedang mengalami penyakit rohani tapi jika kita sedang tidak enak badan kita akan langsung menyadarinya dan akan segera mencari pengobatan, contohnya jika kita menderita penyakit sombong, kita akan merasa biasa saja, kadang justru penyakit rohani itu tidak disembuhkan, beda halnya jika kita menderita sakit berat maka kita akan kesana kemari mencari dokter dan obat untuk menyembuhkannya, dunia terasa kiamat jika tidak semuh penyakit jasmani kita, padahal yang membuat kita masuk neraka adalah penyakit rohani yang kita derita

Yang terakhir pengobatan itu ada dua yaitu medis dan non medis, non medis ini apa ?, yaitu rukyah di dalam surat al isro’ ayat 29 menyatakan al-qur’an salah satunya berguna untuk pengobatan, ketika  kita meniti jalan medis apalagi  dokter dan obatnya mahal, yakin sembuh, tapi ketika orang diobati dengan rukyah orang akan ragu, padahal kita juga harus yakin juga, kita tau bahwa medis itu adalah hasil eksperimen atau percobaan dan yang namanya eksperimen itu ada yang benar dan ada yang salah tapi pengobatan al-qur’an itu bukan eksperimen tapi wahyu dari Allah yang dan benar adanya, dalam rukyah ini kita harus yakin dan yang merukyah juga harus yakin akan sembuh

Itulah yang dapat saya jelaskan pada kesempatan hari ini, semoga bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar